Puisi-Sang Pelipur Lara (Harian Sastra Banua Banjarmasin)



Sang Pelipur Lara
Oleh: Farihatun Nafiah*
[Dimuat di Harian Sastra Mata Banua Banjarmasin]

Kucoba goreskan tulus
Tangan menari bersama tetes tinta
Tertuang lembut pada selembar kertas nan memudar
Berharap
Kilasan impian menjadi kenyataan
Kuukir tatap eloknya langit
Bertabur pernik gemerlap yang tak ingin mengembang sebuah elegi
Barangkali ada,
Sepercik cahaya sudih kuraih
Pada wajah yang kian tua, kusut, pucat
Ialah bulan hidupku
Yang tersenyum ikhlas penuh makna
Inginku bahagiakan
Sebelum jiwa dan raga terpisah
Lebur bersama tanah pekat kerumuni seonggok dosa
Masih ada ingatan,
Tentang pengorbanan nan perjuangan sucimu
Siang malam kau mengabdi dalam amanah ilahi
Walau diri sering membuatmu perih
Kau tetap menabur aroma kasih
Yang hampir tak kusadari
Beku dalam luapan emosi
Entah apa yang membuatku tak sadar
Bahwa hanya kau yang tak pernah henti
Menyiratkan tangkai-tangkai doa nan berbait rapi
Semua pulas pun, kau masih saja menatapNya
Membasuh laraku, bisikmu
Padahal usiaku dewasa
Namun, masih belum wujudkan
Hasil dari panjatan-panjatan tangkai demi tangkai yang kau rangkai
Setiap detik kehidupan
Usaha
Iya! Aku akan berusaha
Ibu
Jikalau bintang masih sudih menatapku kembali
Sebelum aku meregang dalam tiap kedipan semburat mata sayu
Kuharap kau dapat tersenyum
Olehku
Oleh insan yang kau lahirkan bersama lumur darah yang hampir sia-sia
Tanpa doamu

Jombang, 6 Desember 2014
*) Pembelajar, pernah memenangkan Juara II Lomba Cipta Karya dan Baca Puisi di Bulan Bahasa 2014

0 komentar:

Posting Komentar