Bioma-Journal of Biological Science (June, 2015)

My first scientific journal, thank you my Allah, beloved parent, and lectures..




PERUBAHAN IKLIM GLOBAL BESERTA LINGKUNGAN TERHADAP PENYAKIT DBD, ISPA, DAN DIARE DI BERBAGAI DAERAH


ABSTRAK
Penyebab perubahan iklim ialah peningkatan konsentrasi gas-gas yang menghalangi pantulan energi sinar matahari dari bumi sehingga menimbulkan peningkatan efek rumah kaca dan mengakibatkan bumi lebih panas akibat ulah manusia serta dampak perubahan iklim terhadap kesehatan adalah munculnya berbagai jenis penyakit seperti DBD, ISPA, dan Diare. Hubungan lingkungan dengan kesehatan sangat erat, meliputi lingkungan fisik (geografis, kelembaban udara, temperatur, tempat tinggal) dan non fisik (sosial, budaya, ekonomi, dan politik).Adapun aspek pencemaran lingkungan meliputi pencemaran udara (penyebab ISPA), pencemaran air (penyebab DBD, penyakit kulit, dan diare), dan pencemaran tanah (penyebab diare)

 Metode penularan penyakit akibat lingkungan meliputi kontak langsung (penyakit kulit), udara (ISPA), makanan dan minuman  (diare dan kolera), serta vektor (DBD). Penyebaran patogen yang disebabkan oleh berubahnya iklim global dan lingkungan yakni DBD yang disebabkan oleh berubahnya temperatur iklim dengan disebarkan oleh Aedes Aegypti, ISPA juga dapat disebabkan karena pencemaran udara yang akut, serta  diare disebabkan karena makanan dan minuman yang kurang sehat, sanitasi lingkungan yang kurang memadai, dan banjir. Kerusakan lingkungan akibat ulah tangan manusia telah termaktub dalam QS. Ar-Rum ayat 41, sehingga sebagai makhluk berakal dan khalifah di bumi hendaknya manusia merawat dan menjaga keseimbangan lingkungan serta mengendalikan patogen akibat perubahan lingkungan.

Kata Kunci: DBD, ISPA, diare, pencemaran, dan sanitasi.




Puisi-Sang Pelipur Lara (Harian Sastra Banua Banjarmasin)



Sang Pelipur Lara
Oleh: Farihatun Nafiah*
[Dimuat di Harian Sastra Mata Banua Banjarmasin]

Kucoba goreskan tulus
Tangan menari bersama tetes tinta
Tertuang lembut pada selembar kertas nan memudar
Berharap
Kilasan impian menjadi kenyataan
Kuukir tatap eloknya langit
Bertabur pernik gemerlap yang tak ingin mengembang sebuah elegi
Barangkali ada,
Sepercik cahaya sudih kuraih
Pada wajah yang kian tua, kusut, pucat
Ialah bulan hidupku
Yang tersenyum ikhlas penuh makna
Inginku bahagiakan
Sebelum jiwa dan raga terpisah
Lebur bersama tanah pekat kerumuni seonggok dosa
Masih ada ingatan,
Tentang pengorbanan nan perjuangan sucimu
Siang malam kau mengabdi dalam amanah ilahi
Walau diri sering membuatmu perih
Kau tetap menabur aroma kasih
Yang hampir tak kusadari
Beku dalam luapan emosi
Entah apa yang membuatku tak sadar
Bahwa hanya kau yang tak pernah henti
Menyiratkan tangkai-tangkai doa nan berbait rapi
Semua pulas pun, kau masih saja menatapNya
Membasuh laraku, bisikmu
Padahal usiaku dewasa
Namun, masih belum wujudkan
Hasil dari panjatan-panjatan tangkai demi tangkai yang kau rangkai
Setiap detik kehidupan
Usaha
Iya! Aku akan berusaha
Ibu
Jikalau bintang masih sudih menatapku kembali
Sebelum aku meregang dalam tiap kedipan semburat mata sayu
Kuharap kau dapat tersenyum
Olehku
Oleh insan yang kau lahirkan bersama lumur darah yang hampir sia-sia
Tanpa doamu

Jombang, 6 Desember 2014
*) Pembelajar, pernah memenangkan Juara II Lomba Cipta Karya dan Baca Puisi di Bulan Bahasa 2014