—Farihatun
Nafiah (UINSA Bio’14)
Serpihan
Kisah 3rd Mojokerto Work Camp 2016
—Farihatun
Nafiah (UINSA Bio’14)
Empat belas februari yang lalu,
ialah tepat 3rd putus dari mantan Mojokerto Work Camp 2016 yang dilaksanakan
di Desa Sumberglagah selama satu minggu. Jauh sebelum tanggal itu, sebagai pengemban
amanah di Event Leader pertama kalinya, saya berusaha move on untuk mempersiapkan
agenda dengan matang dan sholeh bersama teman-teman PT lainnya. Seperti
menjaga komunikasi dengan kolega Event Leader; mbak Mei. Diskusi berkala—tak peduli
hayati lelah—bersama kakak General Leader tersayang dan tercinta; mbak
Fitri alias mbak Nene. Juga mbak Yuli, mbak Naning, bang Regsha, mas Abri, mas
Riko, Eksa, mbak Heny, mbak Sarah, serta mbak Ratih, terimakasih semuanya. Kalian
memang The Real Glagah Rangers. Heuheu. *butuh tisu buat ingus* Ngomong-ngomong,
sampai saat ini saya masih merasa bersalah. Sebab sepanjang bulan januari
hingga februari yang sebenarnya waktu untuk liburan perkuliahan, namun saya masih
praktikum sepanjang jalan kenangan hari. Pokoknya, MWC 2016 yang
dinaungi oleh LCC (Leprosy Care Community) Indonesia memang membuat ber#Evolusi
untuk terus #Hadapi! Eaaa.
Jadi
begini kisahnya. Nah, loh terus penjelasan yang di atas hiasan dinding, gitu
(?) Silahkan tepuk jidad mantan masing-masing. :’]
Gaes,
ekspresi gue (pake batik) enggak banget!
Ehm.
Tujuan kegiatan seperti ini sebenarnya untuk apa sih? Tujuan kami tentunya mencoba
untuk membantu meluruskan stigma masyarakat terhadap OYPMK (Orang yang Pernah Mengalami Kusta). Mengutip
dari bacaan pagi, Harian Kompas Edisi 28 Februari 2016, bahwa stigma (noda,
cacat) ialah suatu ide atau stereotip yang telah terbentuk di dalam pikiran dan
ditampilkan ke luar berupa ucapan ataupun perbuatan. Yang membuat seseorang
mendevaluasi atau memandang rendah orang yang diberi stigma. Menurut KBBI,
stigma merupakan ciri negatif yang ada pada diri seseorang akibat pengaruh
lingkungan. Orang cenderung menjauhkan diri dari individu yang diberi stigma,
menyalahkan untuk berbagai tindakan negatif dan diskriminasi.
Hari
pertama, kegiatan yang saya lakukan bersama beberapa campers adalah touring.
Yakni dimulai mengunjungi rumah Ustadz Arman. Awesome so much euyy! Saya merasa
mendapat suatu pencerahan untuk menulis sebuah cerpen berjudul ‘Hikayat Surau
Kami’. Widih...
Payung ane ikutan ngeksis :D
Lalu
dilanjut silaturahim ke rumah seorang bapak yang sangat semangat J kata beliau, meskipun memakai kaki palsu dan tangan yang tidak
lagi utuh, beliau masih mampu membangun teras rumah. Subhanallah.
Adapun rumah ketiga yang kami
kunjungi ialah sepasang suami istri yang membuat kami baper. Errr. Katanya,
mereka dipertemukan ketika sama-sama down akibat sakit dan berobat pada waktu
yang sama pula. Dua anak kecil itu bukanlah cucu beliau, tetapi anak dari
temannya si Bapak yang suka sekali nginep di sana. Di rumah beliau, saya
sangat betah. Sebab ada film Uttaran yang sedang ditonton. Uhh, ketahuan
‘kan! Oh dewaaa!
Pengenalan
sekaligus Sosialisasi Biofertilizer kepada Masyarakat Sumberglagah
ketika
Welcoming Party
Jika tua nanti kita telah hidup masing-masing, ingatlah hari ini
*singing_again*
Selalu ada keseruan di setiap morning exercise. Seperti remah-remah
kenangan yang selalu muncul di setiap kata ‘good morning!’. #HalahFar
Tuhan,
kumohon jagalah ia agar kelak ia dapat menjagaku .____.
“Hei
gengs, gue tantang kalian nyebutin nama-nama gebetan sambil muter lapangan 100x”
“Aihh.
Demi apa?”
Behind The
Scene Soundtrack ‘Kutangkap Kau dengan Bismillah’
Suatu
hari di suatu pagi, Joko Kali menyelamatkan satu diantara sekian Bidadari Batu
yang hampir terpeleset akibat lupa tidak membawa selendang untuk terbang
Rasa ini sungguh tak wajaaaaaaaaaaaar... *nyanyi*
Di sungai itu, saya sempat bertapa mendapat
ilmu untuk melupakan bekas kekasih
segala kepenatan. Segala gundah runtuh di antara gemericik, lalu turut
mengalir, melewati sela-sela bebatuan, melepaskan suara riang pada riak yang
suatu saat kau rindukan. Haaa. Apalah ini.
Adapun
yang tak kalah seru adalah pembuatan biofertilizer (biogas). Masyarakat
Sumberglagah bersama para campers sangat antusias bergotong royong sekaligus
colek mencolek. Mwehehe.
Syedaaaap syekalii tuh keknya. *pake emot melet sambil mata melotot—emot
kesukaan bang Reg*
Please, mbak, nanti saja fotonya please! Saya grogi nih...
Mau
bikin ‘Martabak Anti-Mainstream’
Udah
dapet berapa, Jeng ._.v
Di
depan Toko Bahagia, segala jurus bahagia kami keluarkan. Ciaaaat!
Kak yang pake baju abu-abu, jangan mengeluarkan kesaktianmu ya!!!!
Awas loh! .---.
Asyiknya
kegiatan pembuatan Taman Baca. Mangats ya adik-adik :’]
Sebentar,
dik, kakak lagi mikirin dia habis ini agendanya apa. :DV
Ada
yang menemukan kembaran juga .___.
Ceileh
yang kena ‘Dorrr Challenge’.. Itu petai ijonya molek banget xD
Eh!
Kamu.. iya, kamu.. Peka dikit napahhhh??? >< *ekspresi lelah*
Saya
dosa apa kepadamu, Kisanak......
Buk,
pesen rawon gak pake rawon ya! Iya, krupuknya aja
Seandainya
kelerengnya diganti permen, pasti sudah aku makan dari tadi. Uhh.
Om,
tante, aku kira kalau maju bakalan dikasi es krim, eh kok ada kabelnya!!
Langsung kretek-kretek ati aye, om, te!
Fortune
cookie berbentuk hati. Yaelah! Hati lagi!! ><
Bole
chudiyaan euy! Jikijikijiiiik~
Di MWC
2016, dari sisi pendiam hingga sisi konyol pada keluar. Saya bersyukur bertemu
dengan kalian, mahasiswa dari berbagai kampus di Indonesia :’D Kalian luar
biasa! Saya selalu terbayang masa lalu wajah-wajah sekaligus tulisan
testimoni kalian di handbook. ._.
Pada
akhirnya, serah lu deh gengs!
Being
a Lotus, Inspiring, and Sharing Togetherness
Semoga
bahagia, semoga bahagia~ *ehhh
0 komentar:
Posting Komentar